Kajian stereokimia senyawa khiral hasil modifikasi
Pada materi blog ini saya mengambil satu jurnal yang
berjudul “ sintesis dan karakterisasi senyawa kiral hasil reaksi antara metileugenol
dengan asam asetat,dengan link jurnal nya yaitu: http://jurnal.untad.ac.id/jurnal/index.php/kovalen/article/download/7534/6008
Senyawa dapat dikatakan senyawa kiral yaitu apabila ada empat ligan yang berbeda terikat kepada karbon tetravalent,menghasilkan molekul asimetris yang mana atom karbon sebagai pusat asimetrisnya. Molekul kiral adalah molekul yang menunjukkan sifat ketanganan atau bisa juga molekul yang mempunyai bayangan cermin yang tidak superimposable(tidak dapat bertumpukan). Molekul organik dapat disebut molekul kiral jika terdapat minimal 1 atom C yang mengikat empat gugus yang berlainan. Senyawa yang molekul-molekulnya merupakan bayangan cermin yang tidak saling menutup dapat disebut enantiomer. Dua senyawa yang merupakan enantiomer satu dengan yang lainnya memiliki sifat-sifat kimia dan fisika yang sama kecuali sifat optiknya.
Pada gambar diatas
terdapat dimana suatu reaksi yang awalnya senyawa bukan kiral namun ketika
disosiasi dan dilakukan reaksi adisi dengan
senyawa lain hasil akhirnya diperoleh menjadi senyawa kiral, senyawa kiral
apabila mengalami disosiasi,kemudian
mengalami reaksi adisi terhadap metil eugenol. Didapat hasil akhir yaitu
senyawa kiral hasil dari modifikasi saat reaksi adisi terhadap metil eugenol. Pada
proses reaksi adisi metil eugenol dengan asam asetat kemungkinan besar
diperoleh senyawa 1-(3,4-dimetoksi fenil)-2-propanil asetat.
Permasalahan:
1. Mengapa pada reaksi metileugenol dengan
asam asetat dapat mengubah yang awalnya senyawa alkiral menjadi senyawa kiral
dengan menggunakan reaksi adisi ,apakah reaksi tersebut juga dapat digunakan dengan reaksi yang lainnya?
2. Mengapa dalam mensintesis metil eugenol
menggunakan reaksi adisi dengan asam asetat yang telah dicampurkan beberapa
tetes asam sulfat yang diperoleh senyawa 1-(3,4dimetoksifenil)-2-propanil
asetat yang selanjutnya dilakukan proses hidrolisis menggunakan KOH,mengapa
tidak menggunakan senyawa yang lain sebagai reaktan dalam melakukan proses
hidrolisis?jelaskan
3.
Hi Arsita, Saya Julia Krisnawati dengan NIM A1C119043 ingin mencoba menjawab permasalahan nomor 2
BalasHapusMenurut saya, proses ini bisa saja menggunakan senyawa yang lain sebagai reaktannya, tidak hanya KOH. Hanya saja menurut saya lebih sering digunakan KOH karena KOH ini memiliki kelebihan dibandingkan reaktan lain misalnya lebih mudah didapatkan atau kegagalan dalam prosesnya ketika menggunakan KOH akan lebih kecil sehingga produk yang ingin dihasilkan itu akan benar-benar terbentuk. Selain itu KOH ini memiliki gugus OH yang polar sehingga sangat cocok digunakan pada reaksi ini.
Terimakasih
Hallo Arsita, saya Shalsadilla Miftasyanah NIM A1C119046 ingin mencoba menjawab permasalahan nomor 3
BalasHapusDalam menganalisis metileugenol kasar dengan gas kromatografi menggunakan FT-IR dan
GC. proses ini bertujuan untuk mengetahui tingkat
kemurnian metil eugenol.
baiklah saya Nadia Fransiska dengan NIM A1C119034 akan mencoba menjawab pertanyaan no 1. hal tersebut dikarenakan Eugenol mempunyai gugus alil dan
BalasHapushidroksil. Gugus hidroksi dapat digantikan
dengan gugus metil sehingga
menghasilkan metil eugenol. Gugus alil
yang dapat diadisi dengan asam asetat
menghasilkan senyawa ester kiral.