Senin, 08 Februari 2021

Kajian Stereokimia Senyawa Khiral Hasil Modifikasi

 

Kajian stereokimia senyawa khiral hasil modifikasi

      Pada materi  blog ini saya mengambil satu jurnal yang berjudul “ sintesis dan karakterisasi senyawa kiral hasil reaksi antara metileugenol dengan asam asetat,dengan link jurnal nya yaitu: http://jurnal.untad.ac.id/jurnal/index.php/kovalen/article/download/7534/6008

       Senyawa dapat dikatakan senyawa kiral yaitu apabila ada empat ligan yang berbeda terikat kepada karbon tetravalent,menghasilkan molekul asimetris yang mana atom karbon sebagai pusat asimetrisnya. Molekul kiral adalah molekul yang menunjukkan sifat ketanganan atau bisa juga molekul yang mempunyai bayangan cermin yang tidak superimposable(tidak dapat bertumpukan). Molekul organik dapat disebut molekul kiral jika terdapat minimal 1 atom C yang mengikat empat gugus yang berlainan. Senyawa yang molekul-molekulnya merupakan bayangan cermin yang tidak saling menutup  dapat disebut enantiomer. Dua senyawa yang merupakan enantiomer satu dengan yang lainnya memiliki sifat-sifat kimia dan fisika yang sama kecuali sifat optiknya.

 


 

      Pada gambar diatas terdapat dimana suatu reaksi yang awalnya senyawa bukan kiral namun ketika disosiasi dan  dilakukan reaksi adisi dengan senyawa lain hasil akhirnya diperoleh menjadi senyawa kiral, senyawa kiral apabila mengalami disosiasi,kemudian  mengalami reaksi adisi terhadap metil eugenol. Didapat hasil akhir yaitu senyawa kiral hasil dari modifikasi saat reaksi adisi terhadap metil eugenol. Pada proses reaksi adisi metil eugenol dengan asam asetat kemungkinan besar diperoleh senyawa 1-(3,4-dimetoksi fenil)-2-propanil asetat.

Permasalahan:

1.    Mengapa pada reaksi metileugenol dengan asam asetat dapat mengubah yang awalnya senyawa alkiral menjadi senyawa kiral dengan menggunakan reaksi adisi ,apakah reaksi tersebut juga dapat digunakan dengan reaksi yang lainnya?

2.    Mengapa dalam mensintesis metil eugenol menggunakan reaksi adisi dengan asam asetat yang telah dicampurkan beberapa tetes asam sulfat yang diperoleh senyawa 1-(3,4dimetoksifenil)-2-propanil asetat yang selanjutnya dilakukan proses hidrolisis menggunakan KOH,mengapa tidak menggunakan senyawa yang lain sebagai reaktan dalam melakukan proses hidrolisis?jelaskan

3.       Apakah dalam menganalisis metileugenol kasar dengan gas kromatografi menggunakan sampel murni metileugenol?jika iya atau tidak ,mengapa,jelaskan! 

 

3 komentar:

  1. Hi Arsita, Saya Julia Krisnawati dengan NIM A1C119043 ingin mencoba menjawab permasalahan nomor 2

    Menurut saya, proses ini bisa saja menggunakan senyawa yang lain sebagai reaktannya, tidak hanya KOH. Hanya saja menurut saya lebih sering digunakan KOH karena KOH ini memiliki kelebihan dibandingkan reaktan lain misalnya lebih mudah didapatkan atau kegagalan dalam prosesnya ketika menggunakan KOH akan lebih kecil sehingga produk yang ingin dihasilkan itu akan benar-benar terbentuk. Selain itu KOH ini memiliki gugus OH yang polar sehingga sangat cocok digunakan pada reaksi ini.
    Terimakasih

    BalasHapus
  2. Hallo Arsita, saya Shalsadilla Miftasyanah NIM A1C119046 ingin mencoba menjawab permasalahan nomor 3

    Dalam menganalisis metileugenol kasar dengan gas kromatografi menggunakan FT-IR dan
    GC. proses ini bertujuan untuk mengetahui tingkat
    kemurnian metil eugenol.

    BalasHapus
  3. baiklah saya Nadia Fransiska dengan NIM A1C119034 akan mencoba menjawab pertanyaan no 1. hal tersebut dikarenakan Eugenol mempunyai gugus alil dan
    hidroksil. Gugus hidroksi dapat digantikan
    dengan gugus metil sehingga
    menghasilkan metil eugenol. Gugus alil
    yang dapat diadisi dengan asam asetat
    menghasilkan senyawa ester kiral.

    BalasHapus